expr:content='data:blog.pageTitle + " - Japanese cultures and whatever"' name='description'/> expr:content='data:blog.pageName + ", jepang, japan, budaya, culture, samurai"' name='keywords'/>

Jumat, Maret 02, 2012

Shin guntō

Jepang adalah negara yang benar-benar sangat terikat pada budaya tradisional. Bahkan, pada masa Perang Dunia II, yang mana teknologi persenjataan dan militer telah mengalami modernisasi, eksistensi pedang yang dikait-kaitkan dengan kehormatan dan kebanggaan masih bertahan kuat dalam ketentaraan Jepang.



Shin'gunto (新軍刀) secara harfiah berarti "new army sword". Pedang ini berfungsi sebagai pedang sekaligus lencana pangkat yang digunakan oleh Tentara Kekaisaran Jepang selama tahun 1935-1945. Selama masa itu, pedang ini dibuat oleh Toyokawa Kaigun Kosho. Setelah tahun 1934, pedang standar untuk militer Jepang dikenal sebagai kyū guntō atau "old military sword". Pedang ini mirip pedang Eropa dan pedang Amerika saat itu, dengan d-guard dan sarung berlapis krom.

Untuk meningk
atkan nasionalisme dalam angkatan bersenjata, dirancang sebuah style baru pada pedang ini di tahun 1934. Bentuknya diubah menjadi lebih menyerupai tachi, pedang tradisional di zaman Kamakura (1185-1332). Pangkat perwira disimbolkan dengan warna pada tali pada ujung gagang pedang. Warna-warna ini adalah coklat/ merah dan emas untuk jenderal, coklat dan merah untuk perwira lapangan, coklat dan biru untuk company officer, serta coklat untuk sersan, sersan mayor, atau kopral.

Dalam sejarah produksinya, shin gunto dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu tipe 94, tipe 95, dan tipe 98.


Shin-gunto tipe 94 (kyūyon-shiki guntō) menggantikan kyu gunto gaya Barat di tahun 1934. Gagang pedang ini (tsuka) dibuat dengan kulit ikan pari (same) dibungkus dengan pembungkus dari sutra tradisional (ito). Lambang bunga sakura, yang merupakan lambang Tentara Kekaisaran Jepang, diletakkan pada bagian pelindung (tsuba), pommel (fuchi dan kashira), dan ornamen (menuki).

Sarung (saya) untuk tipe 94 ini dibuat dari logam dengan lapisan kayu. Biasanya, sarung ini dicat dengan warna coklat dan dua mounting kuningan. Salah satunya dapat dilepas dan hanya digunakan dalam acara resmi. Sarung ini juga dihias dengan desain bunga sakura.

Tipe 95 (Kyuugō-shiki guntō) dikeluarkan pada tahun 1935 untuk NCO (non-commisioned officers). Tipe ini dibuat menyerupai shin gunto untuk perwira, namun lebih murah karena merupakan produksi untuk massal. Semua pedang untuk NCO memiliki bilah baja buatan mesin dan cetakan nomor serial. Gagangnya dibuat menyerupai baja (biasanya tembaga atau aluminium) dan dicat. Pelindung dari kuningannya juga dibuat menyerupai pelindung kuningan pada shin gunto yang dimiliki perwira.

Mulai tahun 1945, diproduksi pedang untuk NCO yang lebih sederhana. Gagangnya terbuat dari kayu sederhana dengan alur bercabang untuk memudahkan pegangan. Sarungnya terbuat dari kayu, bukan logam, dan pelindung bagian-bagian lainnya terbuat dari besi, bukan kuningan.

Perubahan menjadi tipe 98 (kyuuhachi-shiki guntō) terjadi di tahun 1938 dan pada dasarnya hanya merupakan bentuk penyederhanaan dari tipe 94. Hanya ada sedikit perbedaan antara tipe 98 dengan tipe 94 yang membedakan keduanya.

Banyak perubahan yang dilakukan pada tipe 98 selama tahun 1938 hingga perang berakhir pada tahun 1945. Setelah perang, pasokan besi Jepang menipis, sehingga shin gunto diproduksi dengan sarung kayu dan ornamen kuningan yang lebih murah atau bahkan tidak sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar