expr:content='data:blog.pageTitle + " - Japanese cultures and whatever"' name='description'/> expr:content='data:blog.pageName + ", jepang, japan, budaya, culture, samurai"' name='keywords'/>

Sabtu, Januari 28, 2012

Ukiyo-e


Secara harfiah, ukiyo-e berarti "gambar dunia yang terapung". Ini adalah salah satu jenis lukisan kayu yang dibuat pada abad ke-17 dan ke-20. Gambar yang dibuat pada lukisan ini kebanyakan adalah pemandangan, kisah-kisah dalam sejarah, peristiwa-peristiwa dalam teater tradisional, dan sejenisnya. Sesuai dengan namanya, ukiyo-e mengacu pada konsepsi "dunia yang bersifat fana", kecantikan yang bersifat sementara, dan dunia hiburan (kabuki, geisha, dsb.).

Asal dari ukiyo-e dapat ditelusuri dari urbanisasi yang terjadi pada akhir abad ke-16 yang menyebabkan berkembangnya kalangan pedagang dan seniman. Mereka mulai menulis cerita atau novel, dan menggambar, lalu disusun dalam ehon (buku gambar). Salah satu contohnya adalah Tales of Ise yang dibuat oleh Honami Koetsu yang dibuat pada tahun 1608. Ukiyo-e sering dibuat untuk ilustrasi di buku-buku semacam ini, juga cetakan-cetakan semacam kartu pos (kakemono-e) dan poster untuk teater Kabuki. Cerita yang ditampilkan di dalamnya berdasarkan kehidupan perkotaan dan budaya.

Pada pertengahan
abad ke-18, jenis lukisan ini dibuat dengan cetakan full-color, yang lantas disebut sebagai nishiki-e. Seniman-seniman yang terkenal pada periode ini adalah Utamaro, Hokusai, Hiroshige, dan Sharaku.

Di tahun 1842, gambar-gambar wanita penghibur, geisha, dan aktor, dilarang untuk diproduksi ketika terjadi Tenpo no Kaikaku. Meski demikian, pada akhirnya gambar-gambar semacam ini kembali diperbolehkan untuk diproduksi. Lantas, pada era Kaiei (1848-1854), kapal-kapal dari luar negeri berdatangan ke Jepang, hingga menyebabkan perubahan budaya pada ukiyo-e.
Masa ukiyo-e mulai mulai berakhir pada zaman Meiji. Pada masa ini, terjadi banyak kekacauan hingga melahirkan ukiyo-e yang menampilkan tema-tema Kabuki yang mengumbar brutalisme dan makhluk-makhluk 'aneh tapi nyata'. Salah satunya adalah kumpulan lukisan bertema sadis yang dibuat oleh Tsukioka Yoshitoshi, grandmaster terakhir ukiyo-e, yang berjudul Eimei Nijuhachi Shuku (28 Pembunuhan Terkenal dan Prosa). Pada akhirnya, kepopuleran ukiyo-e memudar akibat berkembangnya fotografi dan teknik percetakan modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar