expr:content='data:blog.pageTitle + " - Japanese cultures and whatever"' name='description'/> expr:content='data:blog.pageName + ", jepang, japan, budaya, culture, samurai"' name='keywords'/>

Kamis, Maret 01, 2012

Naked Japanese Lady


Eits, tunggu dulu! Posting kali ini bukan tentang artis xxx atau skandal seks seorang tokoh Jepang. "Naked lady" adalah nama alias dari bunga "spider lily", atau yang biasa disebut "higanbana" di Jepang. Bagi kalian yang pernah menonton anime Jigoku Shuujo, memainkan game Sengoku Basara dengan memakai character Oichi, membaca manga Higanbana no Saku Yoru ni, atau melihat langsung di Jepang, mungkin kalian tidak asing lagi dengan bunga yang memiliki nama ilmiah Lycoris radiata ini.


Lycoris radiata berbentuk bulat sempurna (bulbous perennial) dan berbunga sebelum daun-daunnya muncul pada batang sepanjang 30-70 cm. Daunnya berbentuk sejajar, dengan luas 0,5-1 cm2 dan garis tengah yang berwarna lebih pucat. Bunga individunya berbentuk tidak teratur, dengan segmen sempit melengkung ke belakang dan benang sari panjang. Diduga bentuk asli Lycoris radiata, yang dikenal dengan L. radiata var. pumila, hanya terdapat di Cina. Tumbuhan ini diploid, dengan 11 bagian kromosom (2n= 22), dan berkembang biak dengan biji. Bentuk triploidnya (33 kromosom) yang dikenal sebagai L. radiata var. radiata tersebar luas di Cina dan juga Jepang. Yang berbentuk triploid ini masih steril, dan hanya bisa berkembang biak secara vegetatif. Kemungkinan tumbuhan ini diperkenalkan di Jepang dari Cina bersamaan dengan penanaman padi.

Spider lily pertama kali diperkenalkan di Amerika pada tahun 1854, ketika pelabuhan-pelabuhan Jepang telah dibuka untuk keperluan
perdagangan dengan Amerika. Kapten William Roberts membawa tiga bunga ini ke negaranya, dan kemudian ditanam oleh keponakannya. Ia mendapati bahwa bunga ini hanya dapat tumbuh ketika hujan pertama di musim gugur. Di Amerik
a, bunga ini tumbuh dh North Caroline, Texas, dan beberapa negara-negara bagian selatan yang lain. Akar Lycoris radiata sangatlah beracun. Di Jepang, mereka ditanami di sekitar padi dan rumah untuk mengusir hama dan tikus. Bunga ini juga merupakan tanda dimulainya musim gugur. Di tradisi agama Buddha, spider lily digunakan untuk perayaan di makam leluhur sebagai bentuk penyambutan musim gugur. Bunga ini merupakan simbol penghormatan bagi mereka yang telah meninggal. Karena seringkali diasosiakan dengan kematian, orang Jepang tidak pernah memberikan karangan bunga yang menggunakan bunga ini.

Higanbana digambarkan dalam kitab Sutra Teratai terjemahan Cina dan Jepang sebagai bunga cantik yang tumbuh di Diyu (neraka) atau Huángquán, yang membimbing orang yang telah meninggal menuju reinkarnasi berikutnya. Ketika ia berbunga, daunnya akan berguguran, dan ketika daunnya tumbuh, bunganya akan layu. Hal ini memunculkan berbagai legenda yang menerangkan penyebabnya. Salah satu yang terkenal adalah legenda tentang dua peri yaitu Manju (penjaga bunga) dan Saka (penjaga daun). Mereka ditugaskan untuk menjaga bunga dan daun itu sendiri-sendiri, namun karena merasa penasaran, mereka pun mencoba untuk menyeleweng dari tugas mereka dan saling bertemu. Keduanya pun saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena merasa kesal dengan ketidakpatuhan mereka, Amaterasu lantas memisahkan mereka dan memberikan mereka sebuah kutukan sebagai bentuk hukuman: bunga-bunga dari Manju tidak akan pernah memenuhi daun Saka lagi. Selanjutnya, keduanya pun bersumpah akan saling bertemu kembali di Diyu setelah bereinkarnasi, namun ternyata tidak terwujud. Untuk mengenang pasangan yang malang ini, orang-orang pun memberi nama tumbuhan yang dijaga kedua peri tersebut dengan nama "Mañjusaka" (di Jepang disebut "manjushage"). Itulah mengapa higanbana juga disebut dengan "manjushage". Beberapa legenda juga mengatakan, apabila kalian bertemu dengan seseorang yang nantinya tidak akan pernah kalian temui lagi, higanbana akan berbunga di sepanjang jalan. Mungkin karena legenda-legenda menyedihkan inilah, orang-orang Jepang sering menggunakannya di upacara pemakaman. Nama "Higanbana (彼岸花)" sendiri secara harfiah berarti "bunga higan (pinggir Sungai Sanzu)", "menghiasi dan menyenangkan", serta "bunga akhirat di gokuraku jyōdo".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar